Minggu, 09 Juni 2013

Teknologi DRS dan KERS pada Formula 1


DRS (Drag Reduction System)

Saat regulasi Formula One musim 2011, ada dua benda menarik yang menjadi sorotan untuk musim ini, yaitu KERS (Kinetic Energy Recovery System) dan DRS (Drag Reduction System). Selain juga perubahan dari ban Bridgestone menjadi Pirelli, kedua alat ini menjadi perhatian semua penggemar F1 di seluruh dunia, karena pengaruhnya yang sangat besar dalam mengubah sebuah hasil atau menambah keseruan suatu balapan. Sekarang saya akan jelaskan kedua alat ini.





Diawali dari KERS. KERS adalah Kinetic Energy Recovery System, sebuah alat yang memanfaatkan tenaga yang terbuang dari pengereman menjadi tenaga baru yang dapat menambah power mesin. Alat ini sebenarnya bukan barang baru di F1. KERS pernah dicoba pada musim 2009, namun banyak tim yang tidak mau memakainya karena dapat menambah berat mobil dan bisa mengacaukan distribusi berat mobil. Akhirnya, alat ini disimpan dulu untuk riset lebih lanjut dan untuk musim 2011 alat ini kembali. KERS kali ini lebih baik daripada KERS yang sebelumnya, walaupun konsep pemakaiannya sama. Ketika mobil mengerem, tenaga yang terbuang dari pengereman itu lalu masuk kembali ke dalam mesin, dan lalu diubah menjadi tenaga baru oleh generator dan disimpan dalam sebuah baterai. Untuk mengaktifkan KERS, pembalap cukup menekan tombol yang ada di setir dan energi yang tersimpan di dalam baterai akan disalurkan ke dalam mesin, untuk menambah tenaga. Sekilas, teknologi ini mirip dengan Power Boost di balap mobil antar-negara A1GP. Bedanya, jika Power Boost sudah diset oleh insinyur Zytek sebelum balapan dan hanya dipakai terbatas, maka KERS harus mencari dulu tenaganya dari hasil pembuangan pengereman dan bisa dipakai kapan saja. Manfaat dari KERS cukup banyak. Bisa untuk menyalip, bisa untuk mempertahankan posisi, bisa untuk mempercepat waktu kualifikasi, dan lainnya. Paling penting sebenarnya adalah untuk mempermudah overtaking (secara di F1 jaman sekarang overtaking itu susah-susah gampang) tapi sesuai kata Sebastian Vettel dan Michael Schumacher, ada beberapa manfaat lain dari KERS, yang tadi sudah dituliskan di atas.




Inilah diagram KERS

Berikutnya, ini mungkin salah satu inovasi terbaik yang pernah ada dalam sejarah F1. DRS namanya. Istilah formalnya Drag Reduction System. Istilah gaulnya, Adjustable Rear Wing. Artinya, sayap belakang yang bisa dibuka-tutup. Keren kan ? Cara kerjanya, hanya dengan menekan tombol di setir dan sayap belakang bagian atas akan langsung terbuka dengan kemiringan tertentu. Sama halnya KERS, alat ini juga bisa membantu overtaking. Ibaratnya, kalau KERS membantu overtaking dari interior/kekuatan mesin mobil, sementara DRS membantu overtaking dari eksterior/segi aereodinamika mobil.

Tapi, berbeda dengan KERS, DRS memiliki aturan tersendiri. DRS hanya boleh digunakan bebas selama sesi latihan dan sesi kualifikasi. Sedangkan pada saat balapan, DRS hanya boleh dipakai di sebuah tempat tertentu (disebut DRS zone, biasanya merupakan trek lurus yang sangat panjang) setelah dua lap balapan berjalan dengan syarat, ketika mobil menyentuh DRS detection area (zona sebelum DRS zone), mobil yang akan memakai DRS harus berjarak satu detik dari mobil yang ada didepannya. Alasan safety menjadi salah satu faktor mengapa aturan ini harus dibuat. DRS dikhawatirkan bisa saja membahayakan jika prosedur pemakaiannya salah. Itulah sebabnya ada aturan ketat ini.


 


Inilah DRS. Gambar atas menggambarkan kondisi sayap belakang sebelum DRS diaktifkan dan gambar bawah menggambarkan kondisi sayap belakang setelah DRS diaktifkan (lihat celahnya).

Setelah beberapa race F1 musim berjalan, terlihat jelas penggunaan KERS dan DRS sangat mempengaruhi kondisi dan situasi balapan. Overtaking banyak di sana-sini dan aksi-aksi seru pun tersaji dengan sangat mudahnya di balapan F1 musim ini. Saya bahkan pernah berpendapat bahwa KERS ditambah DRS akan menjadi sebuah kombinasi yang sangat mematikan untuk dapat meraih posisi terbaik di akhir balapan. Sejauh ini, kata-kata itu benar adanya. Keseruan F1 akan terus berlanjut hingga akhirnya pembalap yang terbaik yang dapat gelar juara dunia (walaupun setelah itu juga akan terus berlanjut).

0 komentar:

Posting Komentar